Ingat Kasih-Nya
(Naskah Khotbah Paskah)
"Image by James Chan from Pixabay" |
“Khotbah Paskah tentang Membalas Kasih Tuhan”
---------------------------------------------
PENDAHULUAN
Ilustrasi: Rela Berkorban
Dalam tahanan penjara tentara
NAZI, ada 20 orang yang dipaksa bekerja.
Setiap hari mereka dipaksa bekerja dari pagi-pagi sekali sampai sore
hari dengan mencangkul. Suatu kali,
ketika sudah sore, mereka pulang dari pekerjaan mencangkul, tentara NAZI
menghitung bahwa cangkul hanya ada 19.
Mereka curiga bahwa salah satu tahanan sudah mencuri atau dengan sengaja
menghilangkan cangkul.
Mereka disuruh berbaris dan
dipaksa mengaku, siapa yang sudah mencuri atau menghilangkan cangkul itu. Jika tidak ada yang mau mengaku, mereka semua
akan dibunuh satu per satu. Salah satu
tahanan sudah mulai ditarik keluar barisan, pistol sudah diarahkan ke kepala
tahanan itu.
Tiba-tiba salah satu tahanan
keluar dari barisan dan mengaku bahwa dialah yang sudah menghilangkan cangkul itu. Seketika, tahanan yang mengaku ini, ditembak
dan mati.
Setelah semua selesai, para
tentara menghitung ulang cangkul, ternyata tadi hanya salah itung. Cangkulnya lengkap, 20 cangkul, tidak ada
yang hilang.
Kita sering mendengar tentang
seseorang yang rela mati, memberikan nyawanya sendiri untuk orang lain,
khususnya untuk seseorang yang dia kasihi.
Kita sendiri, jika diperlukan, mungkin juga bersedia memberikan nyawa
kita untuk seseorang yang kita kasihi..
Bayangkan sekarang anda
memiliki kertas dan pena di tangan anda.
Bisakah anda menuliskan
nama-nama dari orang yang anda bersedia mati demi dia? Jika diperlukan, saya bersedia memberikan
nyawa saya untuk orang ini. Apakah ada
beberapa nama yang bisa anda tulis?
(= Mungkin anda bersedia mati
untuk pasangan anda, atau untuk orangtua anda, atau untuk anak anda. Mungkin nama2 merekalah yang anda tulis.)
Sekarang pertanyaan
berikutnya. Bayangkan anak anda. Jika anda belum menikah, bayangkan anda sudah
memiliki anak. Karena itu anak anda,
anda pasti sangat sayang kepada dia.
Betul?
Pertanyaannya: Jika diperlukan, bersediakah anda MEMBERIKAN NYAWA ANAK ANDA untuk mati berkorban demi menyelamatkan orang lain?
Kalau tadi anda bersedia, anda
rela memberikan nyawa anda sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Apakah anda bisa rela untuk memberikan nyawa
anak anda untuk mati berkorban menyelamatkan orang lain?
Lebih sulit bukan? Atau lebih gampang?
Jika anak kita diculik, kita
akan berkata, “Jangan culik anak saya, saya saja yang diculik sebagai gantinya”
Jika anak kita hendak dibunuh,
kita akan memohon, “Jangan bunuh anak saya, saya saja yang dibunuh sebagai
gantinya”.
Betul?
KALIMAT PERALIHAN
Bagaimana dengan Tuhan? Mari kita membaca dari Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
ISI
Waktu kita baca ayat ini sekilas,
bahasanya tampak begitu indah “mengaruniakan”, artinya memberikan sebagai
hadiah. Arti itu tidak salah. Bahkan benar.
Keselamatan dari Tuhan Yesus bagi kita adalah hadiah, Cuma-Cuma, tanpa
syarat.
Firman Tuhan mengajar kita
bahwa berkat Tuhan itu bersyarat, tetapi kasih Tuhan tidak bersyarat. Amin?
Tuhan memberikan kepada kita surga, keselamatan, sebagai hadiah. Tanpa syarat.
Di dalam dunia yang tidak ada
yang gratis ini, Tuhan masih memberikan sesuatu yang tidak ternilai dengan
tanpa syarat. Alias, benar-benar gratis.
Luar biasa Tuhan kita
Yesus. Amin?
Tetapi arti lebih mendalam dari kata “mengaruniakan” (di,dwmi) adalah “GIVE UP” = “menyerahkan karena tuntutan”.
Tuntutan apa? Dosa-dosa kita menuntut
kita kepada maut, kepada kebinasaan. Dan
oleh karena TUHAN tidak mau kita mati binasa, Tuhan bersedia mengorbarkan
anak-Nya untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan.
Seperti yang tadi pertama kali
kita bahas: adalah LEBIH SULIT untuk kita mau mengorbankan anak kita untuk
menyelamatkan orang lain. Lebih gampang
untuk mengorbankan diri kita sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Betul?
Lalu? Mengapa TUHAN mau? Yohanes 3:16 mengatakan “Karena begitu
besarnya kasih Allah.”
Kasih Tuhan lebih besar. Sangat besar bagi kita. Karena itu IA RELA. IA BERSEDIA. Walau SANGAT SULIT, Ia rela.
Max Lucado: God
would GIVE UP his only son, before He’d ever give up on you (John 3:16).
Artinya: “Tuhan lebih bersedia
menyerahkan anaknya yang satu-satunya, daripada menyerah untuk menyelamatkan
kita.”
Luar biasa Tuhan kita! amin?
Bagaimana membalasnya?
Bagaimana kita bisa membalas
kasih Tuhan yang besar ini?
= Dengan selalu INGAT kasih
Tuhan.
Sederhana saudara? Balaslah kasih Tuhan yang besar ini dengan hidup
tetap ingat saja, jangan sampai lupa, akan kasih Tuhan yang sudah begitu besar
ini.
Karena saat kita lupa kasih
Tuhan, kita menjadi menyia-nyiakan kasih Tuhan.
Kenyataannya: God’s people often FORGET their God, but God NEVER FORGETS them.
Anak-anak Tuhan sering lupa
terhadap Tuhan mereka, tetapi Tuhan TIDAK PERNAH melupakan mereka.
Kapan kita lupa akan kasih
Tuhan?
#1 SAAT KITA MENYERAH
- Saat kita melihat masalah, dan menyerah, kita lupa akan kasih Tuhan yang besar.
- Saat kita menyerah dengan pernikahan kita, dan berpikir untuk bercerai,
- Saat kita menyerah dalam mendidik anak-anak kita,
- Saat kita menyerah berbuat apa yang benar, karena semua orang lain berbuat hal yang salah,
- Saat kita menyerah dan berpikir untuk bunuh diri
= Kita lupa akan kasih Tuhan yang besar itu.
Roma 8:32 (BIS)
Anak-Nya sendiri tidak
disayangkan-Nya, melainkan diserahkan-Nya untuk kepentingan kita semua; masakan
Ia tidak akan memberikan kepada kita segala sesuatu yang lainnya?
Semua yang kita
butuhkan agar kita tidak menyerah, Tuhan pasti berikan kepada kita. Amin?
- Kekuatan untuk bertahan Tuhan pasti berikan. Amin?
- Hikmat yang kita butuhkan, Tuhan pasti berikan. Amin?
- Keberanian yang kita butuhkan, Tuhan akan berikan. Amin?
Segala sesuatu yang kita butuhkan, Tuhan
PASTI AKAN BERIKAN. Amin?
Segala sesuatu yang
lainnya pasti Tuhan berikan, karena bahkan anak-Nya sendiri Tuhan berikan,
Tuhan serahkan untuk kita.
Mari kita menjadi Petrus ( yang terus INGAT) dan tidak menjadi Yudas Iskariot (yang LUPA kasih Tuhan).
Apa bedanya Yudas dan dengan
Petrus?
Yudas: Berbuat salah, menyesal,
kemudian menyerah dan menggantung diri (Matius 27:3-5). Mengapa Ia menyerah? Karena IA lupa bahwa kasih TUhan sangat
besar.
Petrus: Berbuat salah, menyesal, mengakui kesalahan,
dan berjuang selangkah demi selangkah.
Ia INGAT bahwa Kasih Tuhan sungguh besar dan dengan itu, IA berani untuk
bertemu Tuhan Yesus, walaupun Ia sangat malu.
Ilustrasi: Burung Elang dan
Lebah
Tahukah Anda, jika kita
masukan seekor burung elang dalam sebuah kandang ukuran 2 x 2,5 M dan bagian
atapnya terbuka sekalipun, tetap elang itu tidak bisa terbang.
Ternyata elang akan memulai
terbang dari tanah dengan berlari sejauh 3 - 3,5 M. Tanpa tempat untuk berlari,
elang ini tidak akan mampu terbang dan terjebak selamanya dalam kandang kecil
tanpa penutup.
Tahukah Anda, jika seekor
lebah yang jatuh ke dalam cangkir kopi yang terbuka, juga akan tetap di sana
sampai mati, kecuali jika karena tidak tega Anda keluarkan dia.
Lebah tidak pernah lihat jalan
keluar pada bagian atasnya, melainkan terus berusaha cari jalan keluar lewat
pinggir dekat dasarnya, cari jalan di mana tidak ada jalan, hingga ia
menghancurkan diri sendiri.
Nah... Ternyata banyak dari
kita, juga seperti burung elang dan lebah itu:
- Bergumul dengan masalah.
- Fokus terus dengan masalah.
- Mengeluh terus sampai
akhirnya frustasi sendiri.
Sadarilah bahwa jawaban dari
masalah kita adalah selalu di atas, yaitu Tuhan. Menengadahlah. Ucapkanlah doa
dan lepas landaslah dalam bertindak mencari solusi. Lakukan lagi dan terus
berjuang! Selalu akan ada pengharapan yang baru dalam hidup!
Jadilah Petrus yang tetap
INGAT kasih Tuhan dan tidak menyerah.
Jangan menjadi Yudas yang menyerah.
#2 SAAT KITA MENGUNDURKAN DIRI KARENA MERASA TIDAK LAYAK
Saya bertemu dengan
beberapa teman yang tidak lagi ke gereja, karena ia merasa tidak layak untuk ke
gereja lagi. Ia merasa terlalu banyak berbuat dosa dan kesalahan, sehingga ia
merasa tidak layak lagi untuk ketemu Tuhan di gereja. Malu ketemu Tuhan. Wow!
Apakah ada yang
pernah merasa begitu?
Sejujurnya tidak
ada yang layak, tidak ada seorangpun dalam ruangan ini yang layak untuk
menerima kasih Tuhan. Betul? Tapi kita
tetap menerimanya juga.
Tidak ada yang
layak untuk diterima Tuhan, tetapi Tuhan melayakkan kita.
Tidak ada yang
layak melayani Tuhan, tetapi kita dilayakkan untuk melayani. Mengapa?
Karena anugerah Tuhan saja. Bukan
karena kita hebat, tetapi karena anugerah.
Tidak ada yang
layak untuk dikasihi Tuhan lalu diberikan surga sebagai hadiah, tetapi Tuhan
melayakkan kita.
Mungkin kita
bertanya: Apakah ada batas akhir kesabaran Tuhan sehingga dia tidak lagi mau
mengasihi kita?
= Jika kita tanya kepada Petrus si pembohong,
dia akan menjawab tidak ada.
= Kita tanya kepada Raja Daud si penzinah, dia
akan menjawab tidak ada.
= Kita tanya kepada Paulus si pembunuh, dia
juga akan menjawab tidak ada.
Karena memang tidak
ada.
Tuhan mengasihi
kita bukan karena perbuatan kita yang layak untuk dikasihi, tetapi karena Ia
memilih untuk mengasihi kita. Tidak
percaya???
Roma 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Sekali lagi, kasih
Tuhan tidak bersyarat. Tuhan Yesus tidak
berkata, ayo hidup benar dulu, baru saya selamatkan kamu. Firman Tuhan berkata, “Saat kita masih
berdosa” Tuhan memilih untuk menyelamatkan kita, hanya dengan satu alasan. Karena Ia mengasihi kita.
Jadi, ingat kasih
Tuhan baik-baik.
- Jika ada yang berkata, Engkau tidak layak, ayo mengundurkan diri dari pelayanan,
- Jika ada yang berkata, engkau tidak layak, ayo tidak usah ke gereja lagi,
- Jika ada suara yang berkata, buat apa baca Alkitab, saat teduh, engkau tidak layak.
= Itu bukan Tuhan.
Saat Yesus mati,
tirai bait suci terbelah dua. Apa
artinya?
Dulu hanya seorang imam yang boleh masuk
mendekat kepada Tuhan di dalam kekudusannya.
Itupun hanya setahun sekali.
Tetapi sekarang, Yesus mengizinkan kita mendekat kepada Allah yang
kudus, karena IA melayakkan kita untuk bertemu dengan Allah yang mengasihi kita
berdasarkan darah Kristus yang kudus.
#3 SAAT KITA MASIH SAJA MENIKMATI DOSA
Kebenarannya, sampai kita
sudah masuk surga, selama kita masih hidup dalam dunia, kita masih akan terus
jatuh ke dalam dosa. Perlahan-lahan kita
akan belajar untuk menang terhadap dosa.
Tetapi saat kita jatuh pun, seharusnya kita tidak menikmatinya.
Sebab menikmati dosa =
melupakan kasih Tuhan yang besar, yang kudus, dan sangat berharga.
Kolose 3:5-10
5
Karena itu matikanlah dalam dirimu
segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu
jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6
semuanya itu mendatangkan murka Allah
[atas orang-orang durhaka].
7
Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu
ketika kamu hidup di dalamnya.
8
Tetapi sekarang, buanglah semuanya
ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari
mulutmu.
9
Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10
dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;
Saatnya untuk kita tidak lagi
menikmati dosa, tetap ingat kasih Tuhan Yesus yang besar, dengan bersedia
menanggalkan yang manusia lama dan mengenakan manusia baru.
PENUTUP
Bagaimana membalas kasih Tuhan
yang besar? Inilah Caranya = Tetap INGAT kasih Tuhan!
Tidak menyerah, tidak
mengundurkan diri, tidak menikmati dosa lagi.
---------------------------------------------
Kumpulan khotbah kristen lainnya, temukan DI SINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar