Saat Teduh (Part 4) – Mengatasi Kejenuhan
(Refleksi tentang Jenuh Bersaat Teduh)
“Memahami secara Praktis tentang Saat Teduh”
Baca
sebelumnya:
Saat Teduh (Part 1) – Apa & Mengapa
Saat Teduh (Part 2) – Bagaimana Caranya
Saat Teduh (Part 3) – Waktu yang Tepat
F. Mengatasi Kejenuhan
Bersaat Teduh
Sebagai seorang manusia, memang ada
saat-saat di mana kita bisa merasa bosan atau mungkin lebih tepatnya jenuh. Hal
itu adalah sesuatu yang alami (natural – bukan wajar).
Ada banyak cara yang dapat kita
terapkan saat kita menjadi bosan ketika melaksanakan saat teduh.
Banyak hal praktis yang dapat anda
lakukan untuk membantu anda kembali menikmati saat teduh anda, seperti:
Misalkan bila anda merasa terlalu
banyak pekerjaan di malam hari dan akhirnya kelelahan di pagi hari, tubuh kaku,
dan sakit leher, anda dapat bersaat teduh sambil minum segelas (atau dua gelas)
teh.
Bisa juga sebelum anda bersaat teduh,
pertama-tama anda memutar kaset musik bersemangat atau musik santai,
(awas ketiduran lagi!)
Anda bisa mencoba untuk bersaat teduh di tempat terbuka, seperti: taman, atau pinggir danau, dan sebagainya.
Ada sebuah buku “Cara Kreatif Bertemu Allah”, ditulis oleh Pam Farrel, yang mungkin dapat membantu ada mengatasi kebosanan bersaat teduh dengan cara-cara yang kreatif untuk melaksanakan saat teduh.
Yang terpenting adalah apabila anda
mulai merasa jenuh bersaat teduh, cobalah cek kembali apakah anda bersaat teduh
bersama Allah atau jangan-jangan Tuhan tidak lagi anda undang ke dalam saat
teduh anda.
Atau
mungkin ada dosa yang anda
sembunyikan dari-Nya. Hal ini membuat koneksi antara kita dengan Allah
menjadi terganggu.
Dosa yang tidak anda akui atau anda
belum sadari sudah pasti mengganggu hubungan anda dengan Allah yang kudus. Bila
anda telah menyadari dosa anda, akuilah itu di hadapan Tuhan dan mintalah
pengampunan dari-Nya, Allah yang penuh kasih setia.
Atau mungkin anda memiliki perasaan kecewa yang tidak anda utarakan kepada Tuhan secara jujur.
Seringkali ketika merasa kecewa kepada
Tuhan, kita tidak lagi mau mendengarkan suara Tuhan.
Seakan-akan jika ini adalah suatu
persidangan, anda tidak membiarkan Allah membela diri-Nya, menyatakan
kebenarannya kepada anda. Anda merasa kecewa dan langsung saja mencap Tuhan
bersalah (padahal Ia TIDAK pernah bersalah).
Adilkah itu? Maukah anda tanpa
diadili, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri, langsung diputuskan
bersalah oleh seorang hakim?
Jika yang anda hadapi adalah masalah
hati, maka cara kreatif apapun tidak akan membawa anda untuk bertemu dengan
Allah.
Adalah sangat penting untuk bersikap
jujur di hadapan Allah, menceritakan semuanya kepada Dia.
Tuhan Yesus melakukannya, pemazmur
melakukannya, Ayub, Abraham, Musa, Paulus dan semua orang yang memiliki
hubungan yang erat dengan Tuhan melakukannya. Mereka bersikap jujur di hadapan
Tuhan.
Dan hanya jika kita bersikap jujur di
hadapan Allah, maka perkataan yang dikatakan oleh Tuhan kepada Paulus dapat
kita alami dan amini, yakni perkataan “Dalam kelemahanlah, kuasa-Ku menjadi
sempurna.” (2 Korintus 12:9).
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar