Melayani dengan Sukarela
(Refleksi dari Nehemia 11:1-36)
Di dalam berbagai gereja ada setidaknya dua pendapat utama mengenai
pelayanan gerejawi yang dilakukan oleh jemaat gereja.
Pertama, termasuk saya pribadi, ada gereja yang berpendapat bahwa pelayanan
adalah dilakukan oleh para sukarelawan (volunteer), yang artinya juga adalah
tindakan sukarela. Dalam bahasa sederhananya
tanpa dibayar.
Namun ada juga gereja-gereja yang berpendapat bahwa pelayanan harus dilakukan secara profesional. Yang artinya juga dibayar atau mendapat “Persembahan
Kasih” (PK), karena ada biaya yang dikeluarkan oleh para jemaat yang melayani,
misalnya dalam hal biaya transportasi.
Saya tidak ingin terlalu banyak berpolemik di antara kedua pendapat tersebut
di dalam tulisan ini. Namun saya ingin
menjelaskan mengenai bahwa ternyata tindakan mau melayani secara sukarela sudah
terjadi sejak zaman perjanjian lama, pada waktu Nehemia mengatur tentang siapa
yang harus di Yerusalem.
Dalam Nehemia 11 diceritakan bahwa para pemimpin sudah pasti menetap di
Yerusalem yang baru mereka bangun kembali dari tembok ke dalam. Sedangkan di luar para pemimpin, satu dari
sepuluh orang di buang undi untuk memilih siapa di antara mereka yang juga ikut
menetap dan menjaga kota Yerusalem.
Yang menarik adalah di dalam Nehemia 11:2 di sebutkan bahwa diluar orang-orang di atas ada orang-orang yang secara sukarela mengajukan diri untuk tinggal di Yerusalem.
Setidaknya ada dua buah prinsip yang dapat kita pelajari dari Nehemia mengenai sikap kita terhadap para sukarelawan ini, yaitu:
# Memuji Para Sukarelawan
Saya selalu bersemangat ketika ada orang-orang yang mengajukan diri
secara sukarela untuk pelayanan. Hal
yang sama juga terjadi di zaman Nehemia ini.
Yerusalem adalah pusat dari ibadah mereka, sebuah kota di mana Bait Suci
ada di sana.
Setelah tembok diselesaikan, tahapan berikutnya bagi mereka adalah
membangun kota di dalam dan tentu saja membangun kembali Bait Suci yang sudah
rusak. Semua ini tidak akan terjadi kalau
kota Yerusalem tidak memiliki penghuni yang cukup untuk menjaga keamanannya dan
menghidupi kota tersebut kembali ramai.
Motivasi mereka mau sukarela mengajukan diri tinggal di sana karena adanya Bait Suci di sana. Mereka mengerti misi ini. Meskipun mereka bukan keturunan Imam atau orang Lewi, mereka mau ikut melayani juga.
Karena mereka sadar tidaklah mungkin semua pelayanan di Bait Suci bisa
selesai dikerjakan dengan baik jika tidak ada keterlibatan dari jemaat awam.
Maka saya pribadi senang sekali ketika ada orang-orang baru yang mau
terlibat pelayanan. Saya ikut juga
memuji-muji mereka.
Selama mereka sadar bahwa ini adalah pelayanan dan motivasi mereka
adalah untuk melayani; untuk memberi dan bukan untuk mendapat.
Selama mereka melakukannya dengan motivasi yang murni untuk Allah dan
bukan untuk manusia, baik diri sendiri maupun orang lain.
Kita harus melakukan pelayanan dengan memandang kepada teladan Kristus, yang rela merendahkan diri-Nya menjadi pelayan bagi semua. Meskipun sesungguhnya Yesus adalah Allah yang Maha Tinggi (Filipi 2:1-11).
# Penghargaan Terhadap Para Pelayan Relawan.
Di dalam catatan Nehemia, ia menyebut orang-orang yang akhirnya tinggal
di Yerusalem. Catatan ini termasuk di
antaranya mereka-mereka yang memilih dengan sukarela untuk tinggal di Yerusalem
(Nehemia 11:4-19).
Inilah bentuk penghargaan Nehemia terhadap orang-orang ini. Nehemia menyebut nama-nama mereka.
Saya percaya bahwa hal ini masih relevan untuk kita lakukan pada masa
kini dalam pelayanan gereja. Para
sukarelawan tidak perlu menerima bayaran atau penghargaan berupa uang atau
barang. Namun, pengakuan untuk kerja
keras yang mereka lakukan secara sukarela; saya pikir layak untuk mereka
dapatkan.
Sebutkanlah nama mereka dalam berbagai kesempatan. Ucapkan terima kasih untuk pelayanan
mereka. Biarkan orang-orang lain tahu
bahwa ada para sukarelawan yang membuat pelayanan gereja itu bisa berjalan
dengan baik.
Saya pikir ini adalah sebuah kebiasaan yang baik dan akan membangun
lebih banyak orang untuk tergerak mau terlibat aktif melayani di dalam gereja
kita.
Bukan untuk diakui atau disebut, jangan salah.
Melainkan karena tahu bahwa pekerjaan pelayanan mereka dihargai,
berdampak, dan menjadi berkat bagi banyak orang, maka orang-orang lain akan mau
ikut juga di dalam pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar