Memperbesar Dampak
(Naskah Khotbah Kristen dari Kisah Para Rasul 6:1-7)
---------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi."
Kita semua sudah pernah mendengar perintah bagi setiap orang percaya. Bagi
setiap kita.
Perintah untuk menjadi saksi bagi Tuhan. Dan ini adalah sebuah perintah dari
Yesus yang sangat besar.
Mampukah kita melakukannya?
Kita hanya punya 2 tangan, 2 mata, dan 2 kaki.
Kita hanya bisa menjangkau apa yang dekat dengan kita.
Sementara Yesus memberikan kita amanat agung untuk menjangkau “sampai ke ujung
bumi”.
Bagaimana caranya kita bisa menyelesaikan tugas mulia untuk menjadi saksi Tuhan ini?
Yaitu dengan belajar cara memperbesar dampak kita.
Mari kita melihat apa yang para murid lakukan sehingga mereka bisa menjangkau orang-orang di luar Yerusalem.
Kisah Para Rasul 6:1-7
1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
ISI
“Pada masa itu, ketika jumlah murid MAKIN BERTAMBAH”
Berapa banyak murid sudah bertambah?
Yang berkumpul di sebuah loteng setelah peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus adalah 120 orang (Kis 1:15), kemudian Petrus berkhotbah terjadi pertobatan maka bertambah lagi 3000 orang (Kis 2:41). Kemudian melalui pertemuan kelompok-kelompok kecil di rumah terus bertambah lagi (Kis 2:47) sampai dihitung menjadi 5000 orang laki-laki (*Kis 4:4, perkiraan total sekitar 20-25ribu orang lebih).
Ini adalah masa di mana para rasul (12 belas murid Yesus) masih mengerjakan SEMUAnya. Semua jenis pelayanan mereka yang kerjakan, dan mereka kewalahan.
Akibatnya: Saat mereka bertambah banyak, apa yang terjadi?
Mereka mulai (bertambah) ribut. Soal apa ributnya?
Soal pelayanan meja = (1) soal dana, (2) soal makan.
Mengapa keributan bisa terjadi? Karena sudah tidak tertangani lagi. Bagaimana bisa 12 orang mengatur kehidupan 20.000 orang lebih?
Dan pada saat inilah, para murid berkeputusan untuk memperbesar dampak.
Apa yang para murid lakukan untuk memperbesar dampak?
(1) Mengakui Kita Tidak Bisa Sendirian
Ilustrasi: Superman, manusia super, tampaknya tidak perlu bantuan, tampaknya bisa kuat sendirian.
Yang menarik dari kostum superman adalah dia pakai celana dalam di luar. Betul? Warna merah?
Nah, Sekarang sudah bukan zamannya lagi jadi superman. Karena sekarang semua
orang pakai celana dalam ya di dalam. Gak ada lagi orang yang berani pakai
celana dalam di luar. Malu!
Sudah tidak zaman untuk berusaha jadi superman. Tuhan tidak menghendaki kita
jadi superman. Yang memaksa diri melakukan semua hal sendirian.
Tuhan selalu mendorong kita untuk mau jadi lebih dewasa, dan orang dewasa adalah orang yang mau bergabung dengan orang lain, hidup bersama-sama orang lain, tidak hidup sendirian.
Mengapa? Sebab firman Tuhan berkata, Pengkhotbah 4:9-10 (BIS)
Berdua lebih menguntungkan daripada
seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik. Kalau yang
seorang jatuh yang lain dapat menolongnya. Tetapi kalau seorang jatuh, padahal
ia sendirian, celakalah dia, karena tidak ada yang dapat menolongnya.
Sendirian kita bisa. Namun hasilnya akan lebih baik kalau kita mau terbuka
kepada orang lain dan bekerja sama.
Sendirian kita bisa, namun saat kita jatuh dan butuh pertolongan dan kita
tidak punya teman, maka kita celaka.
Sendirian bagi kita mungkin kita sudah punya kapasitas yang besar, kemampuan
yang besar, namun kita bukan orang yang sempurna, kita pasti punya kelemahan,
dan kelemahan itu menjadi penghalang untuk kita bisa berkembang lebih hebat
lagi, lebih besar lagi, lebih diberkati lagi. Untuk bermultiplikasi.
Dalam kasus para murid, kelemahan mereka adalah bahasa. Baca ayat 1.
Perbandingannya: seperti orang keturunan tionghoa, tapi yang lahir, besar di
luar tiongkok, banyak yang tidak bisa bahasa mandarin.
Para murid tidak bisa bahasa yunani. Mereka bisanya bahasa aram-ibrani. Maka
janda-janda yang berbahasa yunani tidak bisa komunikasikan kebutuhan mereka
kepada murid. Para murid bukan bermaksud sengaja mengabaikan pelayanan kepada
janda-janda bahasa yunani, masalahnya mereka tidak bisa komunikasi. Mereka
tidak ngerti bahasa yunani.
Mereka merasa butuh bantuan. Mereka berkata kita tidak bisa sendirian atur ini
semua.
Untuk dapat berkembang lagi, kita butuh bantuan. Kita tidak bisa sendirian.
Pengakuan bahwa saudara tidak bisa sendirian, adalah awal dari langkah untuk
memperbesar dampak.
(2) Membuat Prioritas: Melakukan yang Terbaik yang Kita Bisa
Para murid berkata prioritas kami adalah doa dan pelayanan firman. Mengapa? Karena para murid yakin bahwa itu adalah yang Tuhan percayakan kepada mereka untuk dilakukan. Karena itu adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan.
Waktu para murid berkata, prioritas kami harus adalah doa dan pelayanan firman; pekerjaan pelayanan lainnya kalian harus cari orang lain yang lakukan = mungkin kelihatan/terdengar sombong.
Tetapi biarkan saja orang lain salah faham. Sebab para murid mengerti bahwa apa yang terbaik yang Tuhan percayakan kepada mereka haruslah mereka lakukan. Sebab jika tidak, maka mereka akan berhenti berkembang. Dampak mereka akan jadi kecil dan semakin kecil.
Bayangkan jika para murid tidak punya prioritas, mereka terus berusaha jadi superman, lakukan semua jenis pelayanan, maka injil tidak akan tersebar. Mereka tidak akan sempat keliling ke kota-kota lain untuk berkhotbah dan mengajar. Matius/Markus/Yohanes gak akan sempat tulis Injil. Hasilnya kita tidak punya Alkitab perjanjian baru.
Karena para murid sibuk melakukan semua pelayanan sendiri, maka injil tidak terbesar, injil perjanjian baru tidak ditulis, dan akibatnya mungkin hari ini kita tidak tahu bahwa Yesus sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita.
Akibatnya apa? Mungkin sampai hari ini, kita akan tetap bawa sapi/kambing ke gereja, untuk dikorbankan. Bayangkan itu!!!
Bayangkan itu!! jika para murid tidak punya prioritas!!!
Demikian juga dengan kita: untuk bisa lebih berkembang, lebih diberkati dari sebelumnya, kita pun harus punya prioritas. Dalam hidup ini, jangan berusaha lakukan segala sesuatu sendirian. Carilah hal terbaik yang bisa saudara lakukan, dan lakukan itu dengan penuh hati. Belajarlah untuk fokus!
Prioritas bukanlah prioritas saat kita tidak fokus. Dan fokus bicara mengenai 1-2 hal, bukan banyak hal.
Maka pikirkan beberapa hal terbaik apa yang dapat
saudara lakukan! Gali itu di dalam diri saudara! Jangan coba-coba hanya meniru
kekuatan orang lain: lihat orang lain main saham? Lihat orang lain buka
restoran? Lihat orang lain jadi guru?
Saudara bisa belajar dari orang lain, biarkan orang lain jadi inspirasi
saudara, namun jangan berusaha jadi orang lain. Jadilah dirimu sendiri!
Perhatikan waktu membicarakan tentang apa yang membuat
saudara bersemangat setiap kali membahas tentang itu! Meskipun saudara habis
banyak waktu untuk memikirkan tentang suatu hal, saudara tetap
bersemangat.
Saya percaya Tuhan pasti sudah memberikan kepada setiap kita masing-masing
talentanya sendiri! Temukan itu! Fokus pada itu! Kembangkan itu saja! Jadikan
itu prioritas! Jadikan itu fokus saudara! Maka saudara akan lebih berkembang,
lebih hebat dari sebelumnya.,
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan hal-hal yang
kurang bisa kita lakukan dengan baik?
(3) Meminta Bantuan: Mendelegasikan Kelemahan Kita
Kelemahan-kelemahan kita. Delegasikan! Percayakan kepada orang lain, seorang teman, yang bisa melakukannya lebih baik dari kita. Minta bantuan dari mereka.
Seperti tadi saya jelaskan masalah para murid dengan janda-janda berbahasa yunani adalah mereka tidak bisa bahasa yunani. Karena itu mereka minta dipilih 7 orang yang bisa membantu mereka, dan 7 orang ini adalah jawaban masalah mereka, karena dilihat dari nama-namanya, itu nama-nama Yunani, yang pasti bisa berbahasa Yunani.
Setelah bantuan datang, yang perlu dilakukan adalah beri kepercayaan.
Hanya karena kita pernah disalahgunakan/dikhinati kepercayaannya, maka kesimpulan kita adalah tidak ada yang bisa dipercaya adalah kebodohan. Itu menjadi penghalang multiplikasi terjadi di dalam hidup kita.
Sebab apa yang menjadi kelemahan bagi saya, bisa jadi adalah kekuatan bagi orang lain.
Itu harusnya prioritas bagi dia. Jangan ambil prioritas orang lain! Jangan ambil kesempatan orang lain untuk berkembang! Sebab saat saudara ambil, anda tidak berkembang dan anda juga dengan egois membuat teman saudara juga tidak bisa berkembang.
Mengapa bodoh lakukan itu? Mengapa harus mati sama-sama? Kalau kita bisa hidup berkembang sama-sama!
Sama juga di gereja, waktu dulu semua orang boleh lakukan 3-4 pelayanan sekaligus, apa bagus?? Bagus untuk beberapa jangka waktu, lalu kita semua mulai kelelahan, kita mulai berhenti berkembang. Prioritas perlu dilakukan.
Saat hamba Tuhan masih dibiarkan lakukan semua pekerjaan sendirian, apa bagus? Bagus untuk satu jangka waktu. Setelah itu, hamba Tuhannya akan mulai kelelahan, dia akan mulai berhenti berkembang, gereja akan mulai berhenti berkembang.
Dan waktu itu terjadi, di banyak gereja, yang terjadi adalah kesalahan ditanggungkan kepada hamba Tuhan. Waktu dia mulai kelelahan, waktu keluarganya menjadi tidak bahagia, waktu anak hamba Tuhan nakalnya minta ampun, waktu pekerjaan pelayanannya menjadi stag, di banyak gereja, hamba Tuhannya di salahkan. Hamba Tuhannya di pecat. Cari hamba Tuhan lain!
Itu terjadi di gereja yang tidak dewasa rohani. Tidak mengerti bahwa pelayanan seharusnya dibagi-dibagi. Agar berkatnya juga terbagi-bagi. Pelayanan bukan hanya milik hamba Tuhan, dan jemaat adalah konsumen dari pelayanan, tinggal menikmati.
Jika saudara mau hanya dilayani, silahkan saja. Tetapi minggu lalu saya jelaskan kepada saudara bahwa orang yang melayani dapat lebih banyak berkat dari kita yang dilayani.
No one does everything but everyone does something. That’s God’s plan for the local church. Some do more, others less, but everyone does something.
(Pastor Ray Pritchard).
Dan firman Tuhan berkata manusia
harus menajamkan sesamanya. Harus saling memberkati, harus saling membantu,
harus saling menguatkan.
Bukan saling menjelekkan / saling menjatuhkan / saling memaki.
PENUTUP
Tuhan tidak mau saudara hidup hanya untuk begini-begini saja. Tuhan mau
saudara memperbesar dampak. Sehingga saudara bisa berkembang lebih hebat, lebih
diberkati lagi.
Mari kita belajar dari para murid yang mulai dari mengakui bahwa mereka tidak
bisa sendirian, lalu setelah para murid buat prioritas dan
delegasikan/percayakan hal-hal lain kepada orang lain, maka ini yang terjadi,
ayat 7: dikatakan bahwa dampaknya lebih besar.
Pelayanan mereka bukan saja
membuat Injil makin tersebar, bukan saja membuat jumlah murid tambah lebih
banyak, bahkan ada perkembangan baru terjadi, disitu dikatakan sejumlah besar
imam juga ikut percaya.
Wow! Sekelompok nelayan membuat guru agama bertobat. Hal itu tidak akan
terjadi kalau para murid tetap bersikeras lakukan semua sendiri.
Demikian juga saudara, hidup saudara akan jadi lebih besar, lebih diberkati,
lebih berkembang, waktu saudara mau terbuka dan minta dibantu, sementara
saudara fokus melakukan yang terbaik yang saudara bisa lakukan.
Mengaku bahwa saudara perlu dibantu adalah tanda kedewasaan. Itu artinya
saudara cukup dewasa untuk mengakui bahwa saudara tidak bisa sendirian, dan
saudara perlu bantuan untuk jadi lebih baik.
Karena itu, saya tantang saudara, berdasarkan firman Tuhan hari ini, berhenti
berusaha melakukan segala sesuatu sendiri! Berhenti hidup berjuang sendiri!
Percaya Tuhan akan mengirimkan teman-teman, relasi-relasi terbaik bagi saudara,
untuk saudara ajak bekerjasama. Maka saudara akan lebih berkembang, lebih
diberkati daripada sebelumnya.
Termasuk juga dalam kehidupan bergereja di tempat ini, saudara mau gereja kita
lebih berkembang, lebih diberkati dari sebelumnya, maka saudara harus mulai
berhenti berharap hamba Tuhan lakukan semua pelayanan sendirian.
Biarkan kami dipercaya membuat
prioritas, melakukan hal yang terbaik yang Tuhan sudah percayakan kepada kami
untuk dilakukan. Dan pelayanan-pelayanan lainnya, kami butuh bantuan untuk
saudara berbagian dalam pelayanan tersebut.
Maka multiplikasi akan terjadi juga di gereja kita. Amin?
Mari kita memperbesar dampak pelayanan kita, memperbesar dampak pekerjaan
saudara, dengan mau untuk bekerjasama. Bersatu dapat membuat kita mampu
melakukan perkara-perkara lebih besar, sementara perpecahan dan hidup jala
sendiri-sendiri dapat membuat hidup kita semakin kecil.
Pilihan ada ditangan saudara. Dan saya berdoa, bahwa saudara akan memilih untuk
melakukan apa yang firman Tuhan perintahkan untuk kita lakukan.
-----------------------------------------------------
Naskah khotbah lainnya dapat
ditemukan di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar