Bersatu Tidak Harus Seragam
(Refleksi Kristen dari Nehemia 3:1-32)
"Renungan Kristen tentang Persatuan"
Menarik sekali memperhatikan
bagaimana tembok-tembok kota Yerusalem dibangun kembali sesuai dengan arahan
dari Nehemia. Begitu banyak orang bersatu untuk visi dari Nehemia ini, kemudian
mereka bekerja sama sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Hal ini menarik karena ketika manusia bersatu dan bekerja bersama, ternyata tidak semuanya pada akhirnya berlangsung dan berakhir dengan baik.
Mengapa? Karena seringkali orang salah berpikir bahwa untuk bersatu kita harus
menyeragamkan hal-hal, bahkan kadangkala harus sampai hal-hal terkecil.
Padahal hanya memakai seragam yang
sama belum tentu membuat kita memiliki tujuan yang sama.
Seragam boleh sama, tetapi jika kita bergerak menuju ke
arah yang berbeda, maka tentu tidak ada persatuan. Namun saat kita
memiliki tujuan dan visi yang sama, disitulah persatuan yang sejati akan
terjadi.
Mereka bersatu bekerja sama, dikatakan “berdekatan” dan berdampingan”.
Mengapa?
Di bawah ini adalah beberapa prinsip yang dapat kita
teladani dalam kepemimpinan Nehemia untuk menyatukan orang-orang sehingga dapat
bekerja sama dengan baik:
# Semua Terlibat Aktif
Pemimpin (agama) harus ikut serta
aktif, mendampingi dan memberi teladan.
Tidak boleh hanya jago memotivasi atau memerintah orang lain. Pengikut kita
akan sangat termotivasi untuk berkeringat lebih, di saat mereka melihat para
pemimpin mereka juga turut berkeringat.
Bahkan wanita dan anak-anak pun ada yang turut serta membangun (ay. 12) sesuai
takaran kekuatan mereka. Bahkan ada di antara mereka yang berinisiatf melakukan
“extra mile”, lebih dari apa yang diharapkan untuk dikerjakan (ay. 13,
15)
Sementara begitu banyak yg tergerak untuk terlibat, akan selalu ada orang malas
dan angkuh yang tidak mau ikut terlibat.
Sekali lagi, ini seringkali disebabkan oleh orang-orang yang merasa tidak
memiliki “seragam” yang sama dengan orang-orang ikut terlibat bekerja.
Mungkin ada yang merasa “terlalu hebat” atau “terlalu tinggi posisinya”.
Sebagai dampaknya, mereka tentu tidak boleh ikut berbesar hati atau
membanggakan diri atas apa yang sudah dikerjakan orang lain.
# Menggunakan Berbagai Keahlian
Rasanya paling kesal saat sebuah
pekerjaan dikritik oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang diperlukan,
tetapi mereka tidak mau ikut turun tangan. Hanya sibuk berkata, “harusnya
begini… harusnya begitu” – sama sekali tidak membuat pekerjaan cepat
selesai.
Di dalam pekerjaan membangun tembok ini, ada orang-orang dengan berbagai
keahlian yang menyumbangkan bukan hanya waktu dan kekuatan fisik mereka, tetapi
juga keahlian khusus mereka.
Ada para imam ikut terlibat (ay. 1). Ada tukang emas ikut terlibat (ay. 8). Ada
para pedagang ikut bekerja membangun (ay. 32). Tanpa perlu melihat “seragam”
atau “derajat”, seharusnya beginilah setiap pekerjaan di lakukan, terlebih lagi
pekerjaan di rumah Tuhan.
# Sesuai Jarak Jangkauan
Saya suka sekali dengan logika
bahwa jika saja setiap orang mau menyapu dan memperbaiki jalan di depan rumah
mereka masing-masing, maka semua jalan akan menjadi bersih dan mulus.
Mengerjakan apa yang ada di sekitar kita juga membuat kita lebih sayang untuk
menjaga apa yang sudah kita kerjakan.
Demikian di dalam kisah ini, Nehemia menugaskan setiap orang untuk memperbaiki
daerah yang dekat dengan rumah mereka masing-masing. Itulah tujuan Nehemia. Dan
inilah cara pembagian tugas yang paling sederhana namun sangat jelas.
Setiap orang boleh bekerja dengan cara yang berbeda, namun dengan tujuan yang sama. Disitulah akhirnya pekerjaan dapat selesai dengan baik, meskipun tidak melakukan penyeragaman.
---------------------------------
Refeksi sebelumnya dari Nehemia 2, baca di sini.
Refleksi lainnya dapat ditemukan di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar